Salah satu tanaman khas Arab yang banyak dijadikan oleh-oleh para jemaah haji
sepulang ibadah Rukun Islam kelima adalah kacang arab. Tumbuhan berkulit putih
ini, memang biasa dijadikan cemilan oleh bangsa Arab sana, sebagaima kacang
goreng di Indonesia.
Sebagaimana dikutip proseanet.org, kacang arab termasuk tumbuhan tahunan, bercabang dengan rambut kelenjar menghasilkan asam yang menyolok. Biasanya tinggi tumbuhan ini mencapai 20-60 (-100) cm dengan batang lurus atau membengkok.
Perakaran bernodulasi. Daun berseling dengan 11-15 helaian daun yang bergerigi tepinya. Daun berbentuk bundar telur hingga menjorong. Perbungaan dengan 1(-2) bunga tandan; tangkai bunga menggulung ketika berbuah.
Berbunga kupu-kupu, berwarna putih, merah muda hingga ungu (yang memudar ke biru) atau biru. Buah polong membumbung berbentuk mengetupat-menjorong dengan biji berjumlah 1-2(-4).
Biji berbentuk membundar hingga membundar telur sungsang bersegi dengan paruh yang menyolok. Polong berwarna krim hingga coklat, hijau atau hitam, permukaannya halus tapi adapula yang berkerut.
Ditinjau dari asal usulnya, kacang arab berasal dari daerah Turki dan dimasukkan ke Indonesia, karena akan digunakan sebagai makanan kuda mewah. Di Indonesia kacang arab hanya dapat tumbuh baik di daerah dengan iklim kering.
Kacang arab mampu bertahan terhadap kekeringan bervariasi dari sedang hingga tinggi. Temperatur optimumnya antara 15-29°C. Kacang arab kurang cocok ditanam pada daerah yang bercurah hujan tinggi, karena itu memerlukan lahan yang berdrainasi baik, dengan pH 5-7 atau lebih, dan berkadar garam rendah. Jenis tanah beragam dari tanah berpasir, tanah liat berpasir dan tanah kapas hitam.
Untuk memperbanyak tumbuhan ini, bisa dilakukan dengan biji. Sementara manfaatnya, sebagian besar dikonsumsi sebagai polong kering. Polong yang masih hijau dibungkus sebagai makanan kecil atau sayuran. Kulit Benih digunakan untuk ternak dan makanan burung.
Pada umumnya kacang arab dianjurkan ditanam di daerah marginal. Di samping kemampuan beradaptasinya, hasil rata-ratanya belum meningkat. Di Indonesia penanaman kacang arab masih di bawah percobaan. Kacang arab bila ditanam di musim hujan atau daerah bercurah hujan tinggi, hanya menghasilkan bahan vegetatif yang cocok untuk makanan hewan.
Sementara di situs id.wikipedia.org disebutkan, kacang arab termasuk polong berukuran kecil, berwarna kekuningan. Kaya akan protein dan merupakan salah satu dari tanaman budidaya yang paling kuno. Di Timur Tengah ditemukan sisa-sisa budidaya kacang arab yang berusia 7.500 tahun.
Kacang arab ada dua jenis. Pertama disebut desi (bahasa Hindi yang berarti negara atau lokal). Merupakan kacang berukuran kecil, lebih gelap, dan memiliki kulit yang kasar, umumnya dibudidayakan di anak benua India, Ethiopia, Meksiko, dan Iran.
Kedua disebut kabuli. Kacangnya berukuran lebih terang, lebih besar, dan kulit lebih halus. Sekarang ditanam di Eropa Selatan, Afrika Utara, Afganistan, dan Chili. Jnis ini juga diperkenalkan di anak benua India pada abad ke-18. Untuk nilai gizi, diketahui mengandung 23% protein, 64% total karbohidrat, 5% lemak, 6% crude fiber, dan 3% abu.
Karena rasanya yang khas, membuat kacang arab menjadi cemilan yang sayang untuk dilewatkan. Tak mengherankan, jadi oleh-oleh wajib khas tanah Arab, bagi sanak saudara di kampung halaman.
Sebagaimana dikutip proseanet.org, kacang arab termasuk tumbuhan tahunan, bercabang dengan rambut kelenjar menghasilkan asam yang menyolok. Biasanya tinggi tumbuhan ini mencapai 20-60 (-100) cm dengan batang lurus atau membengkok.
Perakaran bernodulasi. Daun berseling dengan 11-15 helaian daun yang bergerigi tepinya. Daun berbentuk bundar telur hingga menjorong. Perbungaan dengan 1(-2) bunga tandan; tangkai bunga menggulung ketika berbuah.
Berbunga kupu-kupu, berwarna putih, merah muda hingga ungu (yang memudar ke biru) atau biru. Buah polong membumbung berbentuk mengetupat-menjorong dengan biji berjumlah 1-2(-4).
Biji berbentuk membundar hingga membundar telur sungsang bersegi dengan paruh yang menyolok. Polong berwarna krim hingga coklat, hijau atau hitam, permukaannya halus tapi adapula yang berkerut.
Ditinjau dari asal usulnya, kacang arab berasal dari daerah Turki dan dimasukkan ke Indonesia, karena akan digunakan sebagai makanan kuda mewah. Di Indonesia kacang arab hanya dapat tumbuh baik di daerah dengan iklim kering.
Kacang arab mampu bertahan terhadap kekeringan bervariasi dari sedang hingga tinggi. Temperatur optimumnya antara 15-29°C. Kacang arab kurang cocok ditanam pada daerah yang bercurah hujan tinggi, karena itu memerlukan lahan yang berdrainasi baik, dengan pH 5-7 atau lebih, dan berkadar garam rendah. Jenis tanah beragam dari tanah berpasir, tanah liat berpasir dan tanah kapas hitam.
Untuk memperbanyak tumbuhan ini, bisa dilakukan dengan biji. Sementara manfaatnya, sebagian besar dikonsumsi sebagai polong kering. Polong yang masih hijau dibungkus sebagai makanan kecil atau sayuran. Kulit Benih digunakan untuk ternak dan makanan burung.
Pada umumnya kacang arab dianjurkan ditanam di daerah marginal. Di samping kemampuan beradaptasinya, hasil rata-ratanya belum meningkat. Di Indonesia penanaman kacang arab masih di bawah percobaan. Kacang arab bila ditanam di musim hujan atau daerah bercurah hujan tinggi, hanya menghasilkan bahan vegetatif yang cocok untuk makanan hewan.
Sementara di situs id.wikipedia.org disebutkan, kacang arab termasuk polong berukuran kecil, berwarna kekuningan. Kaya akan protein dan merupakan salah satu dari tanaman budidaya yang paling kuno. Di Timur Tengah ditemukan sisa-sisa budidaya kacang arab yang berusia 7.500 tahun.
Kacang arab ada dua jenis. Pertama disebut desi (bahasa Hindi yang berarti negara atau lokal). Merupakan kacang berukuran kecil, lebih gelap, dan memiliki kulit yang kasar, umumnya dibudidayakan di anak benua India, Ethiopia, Meksiko, dan Iran.
Kedua disebut kabuli. Kacangnya berukuran lebih terang, lebih besar, dan kulit lebih halus. Sekarang ditanam di Eropa Selatan, Afrika Utara, Afganistan, dan Chili. Jnis ini juga diperkenalkan di anak benua India pada abad ke-18. Untuk nilai gizi, diketahui mengandung 23% protein, 64% total karbohidrat, 5% lemak, 6% crude fiber, dan 3% abu.
Karena rasanya yang khas, membuat kacang arab menjadi cemilan yang sayang untuk dilewatkan. Tak mengherankan, jadi oleh-oleh wajib khas tanah Arab, bagi sanak saudara di kampung halaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar