Jeddah Onthel Club (JOC)
JEDDAH .
Gairah masyarakat untuk bersepeda tidak hanya di Tanah
Air, sebagian masyarakat Indonesia yang tinggal di Kota Jeddah, Arab Saudi,
kini juga sedang gandrung bersepeda.
"Komunitas sepeda di sini
tergabung dalam Jeddah Onthel Club (JOC) yang dibentuk tahun 2008," kata
Nordin Hidayat, salah seorang pendiri JOC.
Sama dengan di Indonesia, para
pesepeda di Jeddah gowes bersama pada setiap akhir pekan. Namun, liburan
akhir pekan di Arab Saudi adalah Kamis dan Jumat.
Ketika Kompas diajak untuk gowes
bersama pada Jumat (25/11/2011), sekitar 12 orang bersepeda bareng ke pantai
Laut Merah. Rombongan terbagi dua, sebagian berkumpul di Costa Cafe dan
sebagian berkumpul di Coffee Bean.
Gowes bersama ini, antara lain, diikuti warga Indonesia yang
bekerja di Jeddah, di antaranya Yusuf Maulana, Ridwan Nasution, Dicky, dan
Nordin Hidayat. "Biasanya, JOC kalau gowes bareng lebih ramai
karena barsama keluarga juga," kata Ridwan Nasution.
Udara pagi itu cukup sejuk ketika
kami mengayuh sepeda bersama di jalan datar dan lebar dari Kota Jeddah menuju
Laut Merah. Setiap menjelang musim dingin di bulan Desember, udara di Arab
Saudi umumnya sejuk.
Saat melintasi Jalan King Abdul Azis
di dekat bandara, banyak anak muda warga Arab yang kebut-kebutan menggunakan
berbagai mobil sport. Sesekali mereka menengok kami yang sedang santai
bersepeda.
Rombongan JOC kemudian beristirahat
sejenak di Auto Mall, tempat show room berbagai merek mobil mewah.
Ketika sampai di pantai Laut Merah,
kami kembali beristirahat sambil menikmati pemandangan Laut Merah. Meski
sebutannya Laut Merah, sebenarnya hanya julukan.
Pantai ini banyak dikunjungi jemaah
Indonesia, yang penasaran dengan Masjid Terapung di Laut Merah. Masjid itu
berada di tepi pantai dan dibangun seperti masjid pada umumnya. "Ternyata,
masjid ini tidak terapung di tengah laut," kata Hendra Yasmin, jemaah asal
Provinsi Banten.
Rombongan JOC menyaksikan para
jemaah Indonesia juga warga setempat yang sedang berlibur, duduk-duduk bersama
keluarga di tepi pantai.
Sebagian pengunjung tampak
memancing. Pemandangannya mirip seperti di Pantai Ancol, Jakarta. Bedanya, air
Laut Merah relatif bersih dari kotoran.
Setelah menikmati pantai Laut Merah,
kami pulang dengan bersepeda bersama lagi ke tempat pemberangkatan semula.
Warga Arab Saudi di Jeddah ataupun
Mekkah tidak banyak yang bersepeda. Hanya ada satu-dua orang, itu pun anak
remaja yang memakai sepeda BMX. Sebagian besar warga memilih menggunakan
kendaraan pribadi karena harganya relatif murah.
Toko sepeda di Jeddah hanya ada
satu, yakni Wheels Bike, yang hanya menjual satu merek sepeda yang didatangkan
dari Bahrain. Warga Indonesia di Jeddah, umumnya membeli sepeda di Tanah Air.
Pengalaman bersepeda di Jeddah
sungguh berharga karena warga Indonesia di sana masih meluangkan waktu untuk
bersilaturahim dengan bersepeda bersama setiap akhir pekan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar