Sebuah tim yang melibatkan ilmuwan dari Amerika dan Turki akan
mengadakan penyelidikan terhadap misteri gunung
Ararat pada Juli mendatang. Mereka akan mencari perahu Nabi
Nuh as
|
Untuk menyingkap misteri perahu
Nabi Nuh di pegunungan Ararat tersebut, tim gabungan ini
akan mengirimkan penyelidik yang terampil. Diperkirakan
mereka akan memasuki gunung Ararat pada 15 Juli 2004, dan
akan menjalankan operasi penyelidikan yang berlangsung
selama sebulan. Penanggung jawab tim tersebut yakni Daniel P. McGivern
mengatakan, “Kami tidak akan menggali benda misterius itu,
lebih-lebih tidak akan mengambil artefak apa pun, atau
membuat sebuah perahu palsu di sana. Kami hanya akan
mengambil gambar di sana, untuk diperlihatkan kepada
kalian akan keadaan dan kondisi yang sebenarnya di sana.”
McGivern,
pimpinan The Trinity Corporation of Honolulu, Hawaii
mengatakan, bahwa sebelum mereka memasuki pegunungan Ararat,
para anggota tim masih harus melakukan sejumlah besar persiapan
kerja, seperti misalnya, mempelajari data-data yang
berhubungan dengan ciri geografis dan bentuk permukaan
bumi serta adat istiadat humanisme di daerah sekitar
gunung Ararat. Menurutnya, problem terbesar yang dihadapi
mereka saat ini adalah bagaimana mengadakan komunikasi
dengan penduduk asli setempat. Karena gunung-gunung yang tinggi
itu dianggap keramat oleh para penduduk asli setempat, dan mereka
yakin akan eksistensi “Perahu Nabi Nuh”, oleh karena
itu selama berabad-abad, mereka tidak pernah bersedia
menceritakan tentang misteri yang berhubungan dengan
gunung-gunung itu kepada orang luar.
Kalau
mereka berhasil mendekati apa yang diduga sebagai
struktur raksasa setinggi 45 kaki, lebar 75 kaki dan panjangnya
sampai 450 kaki yang sempat tersingkap akibat gelombang panas
dahsyat yang melanda Eropa pada musim panas yang baru
lalu, itu berarti akan memperkuat dugaan sebelumnya.
Sebagian besar anggota tim penyelidik mengatakan, bahwa
bagi mereka yang memahami kitab Injil, jika keberadaan
“Perahu Nabi Nuh” benar-benar terbukti, maka itu akan
menjadi simbol legendaris sepanjang sejarah manusia, dan menjadi
sebuah rekor perkembangan evolusi manusia. Seperti diketahui
kisah Nabi Nuh dan perahunya yang selamat dalam banjir
besar tercantum dalam Alkitab dan Al-Qur’an.
Penemuan Awal
Sebenarnya, pencarian terhadap perahu Nabi Nuh sudah cukup lama dilakukan. Setahun setelah terjadi gempa bumi dan letusan gunung berapi dahsyat pada 2 Mei 1883 yang telah memorak-porandakan kampung di kaki gunung Ararat, kerajaan Turki mengirim tim ekspedisi untuk melihat akibat yang ditimbulkannya. Kapten Gayscoyne, duta Inggris di Istambul, turut dalam ekspedisi itu. Saat itu mereka melihat “Perahu Nabi Nuh”.
Sebenarnya, pencarian terhadap perahu Nabi Nuh sudah cukup lama dilakukan. Setahun setelah terjadi gempa bumi dan letusan gunung berapi dahsyat pada 2 Mei 1883 yang telah memorak-porandakan kampung di kaki gunung Ararat, kerajaan Turki mengirim tim ekspedisi untuk melihat akibat yang ditimbulkannya. Kapten Gayscoyne, duta Inggris di Istambul, turut dalam ekspedisi itu. Saat itu mereka melihat “Perahu Nabi Nuh”.
Bukan
itu saja, mereka juga dapat masuk dan mengukur perahu
purba itu. Namun mereka tidak dapat mengukur dengan tepat
dan lengkap karena sebagian darinya diselimuti es dan hanya 20 hingga
30 kaki saja yang menjulur keluar. Diketahui perahu itu
dibuat dari balok kayu yang sudah tidak tumbuh lagi di
bumi.
Ilustrasi bencana banjir Nabi Noh
Menindaklanjuti
temuan itu, pada 1917, Kaisar Rusia Tsar Nicholas II
telah mengirim 150 orang pakar dari berbagai bidang dan
tentara untuk mencari dan menyelidiki perahu Nabi Nuh. Setelah
sebulan, tim ekspedisi itu baru sampai ke puncak Ararat. Segala
kesukaran telah berhasil mereka lewati, dan akhirnya
menemukan perahu Nuh tersebut. Dalam keadaan terkagum,
mereka mengambil gambar sebanyak mungkin. Mereka mencoba
mengukur panjang perahu Nuh dan didapati berukuran
panjang 500 kaki, lebar 83 kaki dan tinggi 50 kaki, sebagian
lainnya tenggelam di dalam salju.
Hasil
dari perjalanan itu dibawa pulang dan mau diserahkan
kepada Tsar, malangnya sebelum sempat melaporkan temuan
itu ke tangan kaisar, Revolusi Bolshevik Komunis (1917) meletus.
Laporan itu akhirnya jatuh ke tangan Jenderal Leon Trotsky.
Sehingga sampai sekarang masih belum diketahui, apakah
laporan itu masih disimpan atau dimusnahkan.
Pada
1949, pilot Rusia Lotskovitsky juga mengambil foto
“Perahu Nabi Nuh”. Foto tersebut menunjukkan sebuah
bintik gelap yang samar-samar tampak di bawah lapisan es yang tebal
di puncak gunung, karena itu tidak sedikit ahli yang curiga
bahwa itulah perahu Nabi Nuh.
Tahun
1957, beberapa pilot Angkatan Udara Turki sempat
menyelidiki puncak Ararat, dan mendapati obyek di Provinsi
Agri menunjukkan bentuk sebuah perahu. Namun, karena perang dingin
Uni Soviet vs. AS, penemuan itu tidak ditindaklanjuti dengan
alasan “mencegah mata-mata AS mendekat”, Uni Soviet
melarang pesawat setiap negara memasuki di sekitar
pegunungan Ararat. Larangan itu baru dicabut pada 1982,
dan sejak itu berbagai tim ekspedisi mulai berdatangan
lagi, namun tidak ada yang mampu membuktikan.
Ada
juga cerita tragis pada 1960-an. Seorang pengusaha
minyak menumpang helikopter di bagian utara gunung Ararat untuk
urusan bisnis. Tiba-tiba ia terkejut melihat satu kotak besar
yang panjang menyerupai perahu. Ia kemudian menyuruh
pilotnya mendekati obyek itu untuk mengambil beberapa
gambar. Dengan rasa bangga, ia memperlihatkan
gambar-gambar yang telah diambilnya itu pada semua
rekan-rekannya di Timur Tengah dan Amerika. Pada saat yang sama
ia mencoba mencari bantuan dana untuk menjalankan ekspedisi
mencari “Perahu Nabi Nuh”. Karena tidak mendapat dana, ia
kecewa dan akhirnya pergi ke British Guyana membuka
tambang minyak.
Pada 27 Desember
1962, pengusaha itu ditemukan mati dibunuh dengan keadaan
tubuh terapung di kolam renang hotel. Dalam laporan pada
polisi, seorang kawan baiknya mengatakan bahwa lemari
tempat menyimpan semua foto “Perahu Nabi Nuh” telah
digeledah orang 10 hari sebelum kejadian. Gambar perahu Nuh
telah hilang. Kawan-kawan baik pengusaha itu mengaku bahwa mereka
telah melihat foto hitam putih "Perahu Nabi Nuh" yang
berukuran 8 x 10 inci. Dan tidak menolak kemungkinan ia dibunuh
karena foto tersebut.
Baru kemudian pada 1995, analis gambar satelit Amerika Bolsey Taylor mulai memperhatikan obyek misterius yang disebut “keajaiban gunung Ararat” itu. Ia menghabiskan beberapa tahun lamanya, mengumpulkan sejumlah besar gambar dari satelit, dan mengklasifikasi foto satelit tersebut, akhirnya didapati, bahwa itu adalah sebuah benda raksasa yang panjangnya 180 meter. Namun, mereka juga tidak tahu persis benda apa sebenarnya, menurutnya bisa saja itu merupakan benteng kuno Turki, atau mungkin reruntuhan sebuah pesawat, dan kemungkinan juga itu adalah “Perahu Nabi Nuh”.
Hingga
akhirnya Porcher Taylor, ahli satelit mata-mata, merasa
terpanggil untuk ikut mencari kapal Nuh tersebut. Taylor
adalah lulusan Akademi Militer West Point AS yang khusus sejak lama
mendalami bidang satelit mata-mata. Sejak sembilan tahun lalu
rupanya sudah mulai meneliti keanehan yang terjadi di
sekitar gunung Ararat Turki ketika ia bertugas
memata-matai negara-negara yang berbatasan dengan Uni
Soviet .
Taylor sekarang bekerja
sama dengan perusahaan satelit pengintai komersial Quick
Bird, dan mulai lagi melakukan pemotretan di sekitar
gunung Ararat. Sayangnya, foto yang diambil sekarang
masih kurang detail karena dari beberapa pengambilan gambar
di sekitar gunung tersebut terlalu mendung. Setidaknya usaha Taylor
menjadi sebuah harapan besar umat manusia menemukan salah
satu kebesaran Tuhan yang hilang.
Sekitar
tiga tahun lalu, seperti ditulis G. Joseph, arkeolog Ron
Wyatt dan David Fasold menyatakan telah menemukan pendaratan
“Perahu Nabi Nuh”. Penemuan ini menyatakan juga bahwa
jejak itu tidak berada di puncak Ararat tetapi sekitar 20 mil dari
puncak Ararat, dekat sisi dari Turki dan Iran. Tetapi mereka
percaya bahwa pasti benar apa yang dikatakan Alkitab
bahwa bahtera Nuh mendarat di puncak Ararat. Pergeseran
tanah selama ribuan tahun, gempa bumi, adanya gunung
baru, dapat mengakibatkan bergesernya lokasi pendaratan
tersebut dari puncak gunung Ararat ke posisi sekarang.
Lihat
gambar berikut, adalah penandaan yang dilakukan oleh
para arkelog. Karena dengan mata telanjang, tanda tersebut
sama sekali tidak akan tampak. Penandaan tersebut diambil dari sebuah
radar khusus untuk mengidentifikasikan struktur tanah
yang membentuk suatu obyek. Pengukuran obyek yang
ditandai mempunyai altitude 7.546 kaki. Panjangnya, 558
kaki, dan lebarnya 148 kaki. Ukuran tersebut hampir tepat
seperti dalam Alkitab di mana Allah memerintahkan Nuh
untuk membuat suatu perahu yang besar. Di sekitar obyek tersebut,
juga ditemukan oleh Ron Wyatt sebuah batu besar dengan lubang
pahatan.
Mereka percaya
bahwa batu tersebut adalah “drogue-stones”, di mana pada
zaman dahulu biasanya dipakai pada bagian belakang
perahu besar untuk menstabilkan perahu. Radar dan peralatan mereka
menemukan sesuatu yang tidak lazim pada level “iron oxide”
atau seperti molekul baja. Struktur baja tersebut setelah
dilakukan penelitian bahwa jenis “vessel” ini telah
berumur lebih dari 100.000 tahun, dan terbukti bahwa
struktur dibuat oleh tangan manusia. Mereka percaya bahwa
itu adalah jejak pendaratan perahu Nuh.
Peninggalan
prasejarah yang berharga itu bukan saja menarik minat
para peneliti sejarah malah pihak intelijen seperti
CIA/KGB pun pernah mencoba menyelidikinya. Pihak CIA telah
menggunakan satelit dan pesawat Stealth untuk mengambil gambar obyek
yang diduga perahu Nuh itu. Gambar-gambar itu telah
menjadi “rahasia besar” dan disimpan rapi dengan
penjagaan yang sangat ketat bersama dengan
“rahasia-rahasia” penting lainnya di Pentagon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar