Rabu, 09 Mei 2012

MENGENANG BANJIR DI KOTA JEDDAH


Dilanda Banjir, Jeddah Seperti Kota Perang

JEDDAH - Dua hari sudah banjir melanda kota pelabuhan di Arab Saudi, Jeddah. Akibat musibah terparah dalam beberapa tahun terakhir ini, ribuan orang mengungsi.
Gambaran porak-porandanya kota yang terketak di tepi Laut Merah itu disampaikan Pemimpin Redaksi Arabnews.com Khaled Almaeena setelah menyaksikan langsung dari dekat Kamis (27/1/2011) dinihari waktu setempat.
Menurutnya, banjir kali ini di luar bayangan untuk ukuran kota beriklim gurun itu. “(Jeddah) sudah seperti di zona perang,” ucapnya seperti dikutip di arabnews.com.

Ribuan orang memenuhi jalan-jalan seperti kebingungan ke mana mereka harus pergi untuk menghindari luapan air.
Dia menambahkan banyak orang pada suasana gelap itu mencari anggota keluarganya yang tercecer. “Ada ratusan orang yang meninggalkan mobil-mobil mereka di jalan,” tutur Khaleed.
Ada sekira 300 mobil yang ditinggalkan pemiliknya begitu saja di jalanan. Di antaranya di Jalan Madinah, terutama di depan Rumah Sakit Mata Maghribi. Selain itu, banyak orang yang terpaksa menghuni tempat penampungan di Mosadiah Center.
Dia juga melihat beberapa lokasi yang masih tergenang air, bahkan dengan aliran yang cukup deras.
“Jalan di depan Masjid Turki sudah seperti sungai dan Hail Street masih diterjang banjir besar sampai pukul 01.30 pagi waktu setempat,” 


Apa yang terjadi, lanjut Khaleed, begitu memilukan. Para relawan membantu warga yang kebingungan harus ke mana untuk menghindari banjir.
“Para relawan memberi arah kepada sopir jalan mana-mana saja yang harus dihindari karena banjir,” katanya lagi.
Belum diketahui pasti korban jiwa dalam musibah ini.


Memasuki bulan november,ada satu tanggal yang akan di ingat secara kolektif oleh warga jeddah.Ya tanggal 25 november.Tanggal dimana pada hari itulah jeddah mengalami banjir sangat besar di tahun 2009.Sebuah banjir yang memporak porandakan hampir setengah kota jeddah.Banjir itu lebih merupakan seperti air bah karena cepatnya pergerakan air.Dikawasan dimana saya tinggal,air mencapai kedalaman 1 meter lebih.Banjir 2009 adalah banjir terparah yang saya alami selama 10 tahun lebih saya berada dikota ini.
 
Dari data data yang dikeluarkan pemerintah saudi,terhitung 122 orang meninggal dan 530 orang hilang tersapu air atau tertimbun reruntuhan.Kerusakan kendaraan diperkirakan lebih dari 3000 mobil dari mulai rusak ringan sampai berat. Kerugian yang ditimbulkan ditaksir sekitar 1 billion riyal atau sekitar 470 juta USD.
Mengenang banjir itu adalah mengenang kesedihan.Seorang rekan kerja saya harus kehilangan 3 anaknya karena tewas terbawa air.
Jeddah tak dirancang dengan sistem drainase yang baik.Mungkin mereka berpikir toh hujan kadang cuma turun sekali dalam setahun.Tapi dengan adanya banjir besar itu,saya lihat pemerintah kota jeddah sedang berusaha dengan keras memperbaiki sistem drainase kotanya.

25 november 2009 seperti hari hari biasanya.tapi setelah jam 1 satu siang,hujan mulai turun.
Seperti biasa jam dua siang saya sudah berada dirumah untuk menikmati makan dilanjutkan dengan tidur siang.Jam lima sore saya terbangun karena hiruk pikuk orang orang di jalanan.Dari kontrakan saya yang berada di lantai 4,saya bisa melihat jalanan mulai tergenang air.Namun saya tak menyangka air akan begitu cepat naik permukaannya.Padahal kala itu hujan mulai reda.

Walaupun jalanan sudah mulai tergenang,tapi saya usahakan kembali ke tempat kerja.
Waktu itu air masih sebatas betis saya.Tapi alangkah terkejutnya ketika jam 8 malam,seluruh lingkungan tempat saya tinggal sudah tergenang air yang diperkirakan mencapai 1 metr.Semua orang panik.Jalanan berubah menjadi sungai deras yang menghanyutkan tong tong sampah besar yang terbuat dari besi.Saya dengan terpaksa melawan arus deras itu untuk pulang kerumah.Ketinggian air waktu itu mencapai dada saya.

Esok paginya,saya baru menyadari dahsyatnya banjir itu dari berita berita dikoran dan televisi.
Lingkungan saya termasuk beruntung karena cukup dekat dengan tepi laut,tapi ada tempat tempat tertentu yang kedalaman airnya mencapai 3 meter.Dan inilah yang menyebabkan ada begitu banyak korban jiwa.
Sudah hampir setahun semenjak banjir itu,tapi ada tempat tempat dimana masih belum bisa dikatakan ‘pulih’ seperti biasa.
Pemerintah bergerak cepat,kabar yang beredar,ada banyak pejabat yang diseret kepenjara karena abai banyak dana untuk pembangunan kota jeddah yang ‘disunat’ dan disalah gunakan.Raja Abdullah pun dengan lantang bersuara supaya menyeret orang orang yang bermasalah yang menyebabkan banjir besar itu.Raja Abdullahpun memberi kompensasi/santunan pada setiap keluarga korban banjir sebesar 1 juta riyal per orang atau sekitar 2,4 miliyar rupiah.
Sebuah santunan yang sangat besar.Kawan saya yang anaknya meninggal itupun mendapat 3 juta riyal.Tentu saja uang sebanyak itu tak dapat mengembalikan orang orang yang dicintai,tapi setidaknya pihak kerajaan tak abai pada warga negaranya.
Disamping itu,raja Abdullah pun menekan perusahaan asuransi untuk mengganti supaya menyelesaikan klaim kerusakan mobil tanpa proses yang bertele tele.

Bencana dapat terjadi dimanapun juga.Satu hal yang lucu dari adanya banjir itu adalah,dulu ketika indonesia ditimpa banyak bencana,orang orang sini mengejek karena katanya di indonesia banyak maksiatnya.Pada waktu banjir itu datang,saya yang gantian nanya sama mereka,hey disinipun ada bencana,pasti karena disini banyak juga yang berbuat maksiat ya?
Dan mereka cuma diam tak menjawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar