PARE UNTUK OBAT DIABETES ,CACINGAN DAN
SIFILLIS
Pare(Momordica charantia L.)
Sinonim := M.balsamina, Blanco. = M.balsamina, Descourt. =
M.cylindrica, Blanco. = M.jagorana C.Koch. = M.operculata, Vell. = Cucumis
africanus, Lindl.
Familia :Cucurbitaceae
Uraian :
Pare banyak terdapat di daerah
tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah
terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan
di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar
matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung.
Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur
berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak.
Batang berusuk lima, panjang 2-5 m,
yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm,
letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4
cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju
bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam
satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning.
Buah bulat memanjang, dengan 8-10
rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya
pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup.
Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis
tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging
tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan
rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit.
Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit.
Untuk memperoleh buah yang panjang
dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun
dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih
berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih muda
dimakan sebagai lalab mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, dimasak
sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan sebagainya. Tanaman ini
juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan biji.
Nama Lokal :
Paria, pare, pare pahit, pepareh
(Jawa). Prieu, peria, foria,; Pepare, kambeh, paria (Sumatera). Paya, paria,
truwuk, ; Paita, paliak, pariak, pania, pepule (Nusa tenggara). Poya, ; Pudu,
pentu, paria belenggede, palia (Sulawesi). Papariane,; Pariane, papari, kakariano,
taparipong, papariano, popare, pepare;
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS:
Pahit, dingin, Anti radang. Masuk
meridian jantung, hati dan paru. Buah: Peluruh dahak, pembersih darah, menambah
napsu makan, penurun panas, penyegar badan. Bunga: Memacu enzim pencernaan.
Daun: Peluruh haid, pencahar, perangsang muntah, penurun panas.
KANDUNGAN KIMIA:
Daun: Momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin,
asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak terdiri dari asam
oleat, asam linoleat, asam stearat dan L.oleostearat. Buah: Karantin,
hydroxytryptamine, vitamin A,B dan C. Biji: Momordisin.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, radang tenggorokan, Sakit
Mata merah, Demam, malaria.; Menambah napsu makan, kencing manis, Rhematik,
Sariawan; Bisul, Abses, Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan
BAGIAN YANG DIPAKAI : Buah, biji, bunga, daun dan akar.
KEGUNAAN:
Buah:
- Batuk, radang tenggorok
(pharyngitis).
- Haus karena panas dalam.
- Mata sakit dan merah.
- Demam, malaria.
- Pingsan karena udara panas
(heatstroke).
- Menambah napsu makan.
- kencing manis.
- Disentri.
- Rheumatism, rematik gout.
- Memperbanyak air susu (ASI).
- Datang haid sakit (dismenorrhoea).
- Sariawan.
- lnfeksi cacing gelang.
Bunga: - Pencernaan terganggu
Daun:
- Cacingan.
- Luka, abses, bisul.
- Erysipelas.
- Terlambat haid.
- Sembelit, menambah napsu makan.
- Sakit lever.
- Demam.
- Melancarkan pengeluaran ASI.
- Sifilis, kencing nanah
(Gonorrhea).
- Menyuburkan rambut pada anak
balita.
Akar:
-
Disentri amuba.
- Wasir.
Biji:
- Cacingan.
- Impotensi,
- Kanker.
PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-30 g di juice atau di rebus.
Pemakaian luar.
Buah atau daun secukupnya digiling
halus, untuk pemakaian setempat pada luka bakar, bisul, abses, eksim, digigit
serangga, biang keringat (miliaria), melancarkan pengeluaran ASI, dan
sebagainya.
CARA PEMAKAIAN:
1 1 . Haus
karena panas dalam, demam, heat stroke:
Satu buah pare mentah yang masih
segar dicuci bersih, lalu dibelah. Buang isinya, potong-potong secukupnya, lalu
direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin
disaring, minum.
2 . Diabetes:
a. 200 g buah pare segar dicuci
bersih lalu diblender. Tambahkan air minum secukupnya, lalu diperas dengan
sepotong kain sampai terkumpul sebanyak 50 ml (seperempat gelas). Perasan
dihangatkan dengan api kecil selama 15-30 menit. Setelah dingin diminum,
lakukan setiap hari.
b. 200 g buah pare dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum, Lakukan setiap hari.
3 . Disentri.
Buah pare segar dicuci lalu dibelah,
isinya dibuang. Parut atau dijuice, airnya diminum. Segera minum air matang.
Satu kali minum 200 cc.
4 . Disentri amuba, diare:
Ambil akar pare yang masih segar
sebanyak 30 g. Dicuci bersih lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3
gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan gula pasir
secukupnya lalu diminum.
5 . Cacingan pada anak:
a. Daun segar sebanyak 7 g, diseduh
dengan 1/2 cangkir air panas. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh
madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus sebelum makan pagi.
b. Ambil dua sampai tiga biji pare. Giling sampai halus, aduk dengan sedikit air masak. Minum, disusul dengan minum air hangat. Ramuan ini untuk pengobatan infeksi cacing gelang.
b. Ambil dua sampai tiga biji pare. Giling sampai halus, aduk dengan sedikit air masak. Minum, disusul dengan minum air hangat. Ramuan ini untuk pengobatan infeksi cacing gelang.
6. Menyuburkan rambut yang tipis dan kemerahan:
a. Ambil segenggam daun pare, cuci
bersih. Daun kemudian ditumbuk sampai seperti bubur, tambahkan air 3/4 gelas.
Ramuan ini kemudian diembunkan semalaman. Pagi-pagi ramuan ini disaring, airnya
dipakai untuk membasuh kulit kepala.
b. Ambil daun pare yang masih segar secukupnya, lalu dicuci bersih. Daun pare tadi ditumbuk sampai halus, lalu diperas dengan sepotong kain. Airnya dipakai untuk melumas kulit kepala. Lakukan setiap hari. Ramuan ini terutama digunakan untuk bayi dan anak balita.
7. Bisul, abses:
Ambil segenggam daun pare, cuci
bersih lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin disaring, minum.
8. Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan:
Segenggam penuh daun pare dicuci
bersih, lalu ditumbuk halus. Tambahkan 1 cangkir air matang, diaduk merata lalu
disaring. Air saringannya ditambahkan sedikit garam, lalu diminum pada pagi
hari sebelum makan.
9. Kencing nanah:
6 lembar daun pare, 2 jari akar
jayanti, 2 jari kulit kemboja, 1 jari rimpang aun pare secukupnva dicuci
bersih, lalu digiling halus. Balurkan disekeliling payudara.
13. Sariawan, dismenorrhoea: 60 g buah pare dibuang bijinya lalu diparut, peras dengan sepotong kain. Air parutannya ditambah sedikit gula, aduk sampai merata. Minum sekaligus. temulawak, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
13. Sariawan, dismenorrhoea: 60 g buah pare dibuang bijinya lalu diparut, peras dengan sepotong kain. Air parutannya ditambah sedikit gula, aduk sampai merata. Minum sekaligus. temulawak, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
10. Sifilis:
5 lembar daun pare, 2 jari akar
jayanti, 3/4 jari rimpang temulawak, 3/4 jari batang brotowali, 1 jari gadung
cina, 3 jari gula enau, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan
4,5 gelas air bersih, sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu
diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.
11. Batuk, batuk rejan:
1/3 genggam daun pare hutan dicuci
bersih lalu digiling sampai halus. Tambahkan 3/4 cangkir air masak dan sedikit
garam, aduk merata, lalu disaring, minum.
Lakukan 2 kali sehari.
12. Melancarkan pengeluaran ASI:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar